Minggu, 04 Mei 2014

PERSALINAN NORMAL


PERSALINAN NORMAL 

a)   Pengertian
Persalinan normal (spontan) adalah persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut (Yanti, 2010, hal. 3).
Persalinan dikatakan normal (spontan) jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013, hal. 2). 
b)   Tanda persalinan
(1)  His persalinan
Timbulnya his persalinan yang memiliki sifat antara lain :
(a)  Nyeri yang melingkar dari punggung menjalar ke perut depan.
(b) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan intensitas makin kuat.
(c)  Makin beraktivitas (jalan), intensitas makin bertambah.
(d) Mempengaruhi pendataran dan pembukaan serviks
(2)  Bloody show atau pengeluaran lendir disertai darah
Dengan adanya pendataran dan pembukaan serviks, lendir dari canalis cervikalis keluar dengan disertai darah yang disebabkan oleh lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim dan akibat pecahnya kapiler pembuluh darah.
(3)  Pengeluaran cairan
Sering disebut premature rupture of  membrane atau pecah ketuban yang merupakan keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Sebagian besar kasus, terjadi pada pembukaan lengkap atau hamper lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam.
(4)  Hasil-hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam
Berupa perlunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks.
c)   Tahapan persalinan
(1)      Kala I (Kala Pembukaan)
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang aturan dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu (pembukaan) pada primigravida berlangsung ± 12 jam dan pada multigravida ± 8 jam. Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

(a)      Fase laten
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
(b)     Fase aktif
Fase dengan frekuensi dan lama kontraksi uterus yang semakin meningkat secara bertahap dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap atau 10 cm serta ada penurunan bagian terbawah janin.
Fase aktif dibedakan atas :
1.    Fase akselerasi (percepatan), terjadi dalam waktu 2 jam dari pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2.    Fase dilatasi maksimal, terjadi dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
3.    Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

(2)  Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Lama kala dua (pengeluaran janin) pada primigravida berlangsung selama 2 jam sedangkan pada multigravida berlangsung selama 1 jam.
Tindakan yang dilakukan bidan :
(a)      Memastikan ada tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
(b)     Menyiapkan pertolongan persalinan (kelengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan)
(c)      Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
(d)     Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
(e)      Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
(f)      Saat kepala bayi tampak 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan dan tangan yang lain menahan kepala bayi agar tidak defleksi dan membantu lahirnya kepala.
(g)     Memeriksa lilitan tali pusat pada leher
(h)     Menunggu putar luar
(i)       Melahirkan bahu bayi dengan memegang secara biparietal
(j)       Melahirkan badan dan tungkai dengan sangga susur
(k)     Melakukan penilaian bayi baru lahir
(l)       Mengeringkan tubuh bayi kecuali bagian tangan dan biarkan bayi berada di atas perut ibu dengan ditutupi kain atau selimut.
(m)   Memotong tali pusat
(3)      Kala III (Kala Pelepasan Plasenta)
Kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Lama persalinan kala tiga kurang dari 30 menit.
Tanda-tanda lepasnya plasenta :
(a)    Perubahan bentuk dan tinggi fundus
(b)   Tali pusat memanjang
(c)    Semburan darah mendadak dan singkat
Manajemen aktif kala tiga :
(a)    Setelah memastikan janin tunggal, lakukan pemberian suntikan oksitosin 10 IU secara IM dalam satu menit pertama setelah bayi lahir.
(b)   Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan diikuti tekanan dorsokranial di atas simfisis pubis.
(c)    Masase fundus uteri dengan gerakkan tangan memutar pada fundus sehingga berkontraksi dan memeriksa placenta serta selaputnya untuk memastikan lengkap dan utuh.
(4) Kala IV ( Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu.
Beberapa tindakan penatalaksanaan kala empat antara lain :
(a)    Memonitor konsistensi uterus dengan masase dan evaluasi tinggi fundus
(b)   Mengecek kelengkapan plasenta dan membran
(c)    Mengecek status kandung kemih
(d)   Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi
(e)    Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
(f)    Memeriksa predarahan dari perineum atau robekan   
(g)   Pencegahan infeksi
(h) Pemantauan (evaluasi) keadaan umum ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar