PERSALINAN NORMAL
a) Pengertian
Persalinan
normal (spontan) adalah persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut (Yanti, 2010, hal. 3).
Persalinan
dikatakan normal (spontan) jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak
belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan, serta
tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013, hal. 2).
b) Tanda
persalinan
(1) His persalinan
Timbulnya his
persalinan yang memiliki sifat antara lain :
(a) Nyeri yang melingkar dari punggung menjalar ke
perut depan.
(b) Sifatnya
teratur, interval makin pendek, dan intensitas makin kuat.
(c) Makin beraktivitas (jalan), intensitas makin
bertambah.
(d)
Mempengaruhi pendataran dan pembukaan serviks
(2) Bloody show atau pengeluaran lendir disertai
darah
Dengan adanya
pendataran dan pembukaan serviks, lendir dari canalis cervikalis keluar dengan
disertai darah yang disebabkan oleh lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim dan akibat pecahnya kapiler pembuluh darah.
(3) Pengeluaran cairan
Sering disebut
premature rupture of membrane atau pecah
ketuban yang merupakan keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari
jalan lahir. Sebagian besar kasus, terjadi pada pembukaan lengkap atau hamper lengkap.
Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung
kurang dari 24 jam.
(4) Hasil-hasil yang didapatkan pada pemeriksaan
dalam
Berupa perlunakan
serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks.
c) Tahapan
persalinan
(1) Kala
I (Kala Pembukaan)
Kala satu persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang aturan dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu (pembukaan)
pada primigravida berlangsung ± 12 jam dan pada multigravida ± 8 jam. Kala satu
persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
(a) Fase
laten
Dimulai sejak awal
berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada umumnya, fase laten
berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
(b) Fase
aktif
Fase dengan frekuensi
dan lama kontraksi uterus yang semakin meningkat secara bertahap dari pembukaan
4 cm hingga pembukaan lengkap atau 10 cm serta ada penurunan bagian terbawah
janin.
Fase aktif dibedakan
atas :
1. Fase
akselerasi (percepatan), terjadi dalam waktu 2 jam dari pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
2. Fase
dilatasi maksimal, terjadi dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase
deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi lengkap.
(2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Lama kala dua
(pengeluaran janin) pada primigravida berlangsung selama 2 jam sedangkan pada
multigravida berlangsung selama 1 jam.
Tindakan yang dilakukan
bidan :
(a) Memastikan
ada tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
(b) Menyiapkan
pertolongan persalinan (kelengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan)
(c) Memastikan
pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
(d) Menyiapkan
ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
(e) Mempersiapkan
pertolongan kelahiran bayi
(f) Saat
kepala bayi tampak 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi perineum dengan satu
tangan dan tangan yang lain menahan kepala bayi agar tidak defleksi dan
membantu lahirnya kepala.
(g) Memeriksa
lilitan tali pusat pada leher
(h) Menunggu
putar luar
(i) Melahirkan
bahu bayi dengan memegang secara biparietal
(j) Melahirkan
badan dan tungkai dengan sangga susur
(k) Melakukan
penilaian bayi baru lahir
(l) Mengeringkan
tubuh bayi kecuali bagian tangan dan biarkan bayi berada di atas perut ibu
dengan ditutupi kain atau selimut.
(m) Memotong
tali pusat
(3) Kala
III (Kala Pelepasan Plasenta)
Kala tiga dimulai
setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Lama persalinan kala tiga kurang dari 30 menit.
Tanda-tanda lepasnya
plasenta :
(a) Perubahan
bentuk dan tinggi fundus
(b) Tali
pusat memanjang
(c) Semburan
darah mendadak dan singkat
Manajemen
aktif kala tiga :
(a) Setelah
memastikan janin tunggal, lakukan pemberian suntikan oksitosin 10 IU secara IM
dalam satu menit pertama setelah bayi lahir.
(b) Melakukan
peregangan tali pusat terkendali dengan diikuti tekanan dorsokranial di atas
simfisis pubis.
(c) Masase
fundus uteri dengan gerakkan tangan memutar pada fundus sehingga berkontraksi
dan memeriksa placenta serta selaputnya untuk memastikan lengkap dan utuh.
(4) Kala
IV ( Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Persalinan kala empat
dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu.
Beberapa tindakan
penatalaksanaan kala empat antara lain :
(a) Memonitor
konsistensi uterus dengan masase dan evaluasi tinggi fundus
(b) Mengecek
kelengkapan plasenta dan membran
(c) Mengecek
status kandung kemih
(d) Mempertahankan
keseimbangan cairan dan nutrisi
(e) Memperkirakan
kehilangan darah secara keseluruhan
(f) Memeriksa
predarahan dari perineum atau robekan
(g) Pencegahan
infeksi
(h) Pemantauan (evaluasi)
keadaan umum ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar