Minggu, 04 Mei 2014

BOUNDING ATTACHMENT



BOUNDING ATTACHMENT

A.           Pengertian Bounding Attachment
Menurut Saxton dan Pelikan (1996), Bounding adalah langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepda bayinya segera setelah lahir; Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Menurut Perry (2002), Bounding : proses pembentukan attachment atau membangun ikatan, Attachment : suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orangtua dan bayi. 
Menurut Kannel dan Klaus (1983), Bounding attachment adalah interaksi orangtua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera setelah bayi lahir.
Secara harafiah, Bounding : ikatan, sedangkan Attachment : sentuhan
Bunding Attachment adalah suatu proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orangtua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
  
B.            Tahap-Tahap Bounding Attachment
1.    Perkenalan
Dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2.    Bounding (keterikatan)
3.    Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

C.           Komponen yang Berpengaruh dalam Bounding Attachment
1.      Keterampilan kognitif - motorik yaitu dengan menyusu, menggendong, mengganti popok, dsb.
2.      Keterampilan kognitif - afektif yaitu perilaku-perilaku kelembutan, perhatian, dan kasih saying.

D.           Periode Keterikatan Antara Ibu-Bayi
Ada 3 bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi berkembang, yaitu :
1.    Periode prenatal
Merupakan periode selama masa kehamilan, dalam masa prenatal ini wanita menerima fakta kehamilan dan mendefenisikan dirinya sebgai seorang ibu, mengecek kehamilannya, mendefenisikan bayinya sebgai individu yang tak terpisahkan dari dirinya, bermimpi dan berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk bayinya.
Para peneliti telah memperhatikan bahwa melodi yang menegangkan dengan ritme yang tetap, seperti musik klasik dapat menenangkan bayi serta musik rock bayi dapat menendang dan menjadi gelisah. Ini dapat membuktikan bahwa ibu sudah dapat berkomunikasi dengan bayinya sejak dalam kandungannya, jadi proses pembentukan ikatan batin yang begitu penting dapat dimulai sejak kehamilan.
2.    Periode antenatal dan sesaat sesudahnya
a.    Keterikatan pada waktu kelahiran sudah dapat dimulai dari ibu menyentuh kepala bayi saat diintroitus vagina.
b.    Pada saat setelah kelahiran bayi diletakkan di perut ibu.
c.    Penyentuhan ibu pada saat ibu hendak memeluk bayinya.
d.   Kontak mata dan kemudian ibu berbicara dengan bayinya.
e.    Keterikatan ini menyebabkan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya, hal ini difasilitasi karena bayi dalam fase waspada selama satu jam setelah lahir.
3.    Periode postnatal dan pengasuhan awal
Ibu menjalin rasa nyaman dan aman bagi bayinya, diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah bayi lahir. 

 E.            Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bounding Attachment
1.    Faktor Pendukung
a.    Body Warm (Kontak dini)
Dengan kontak dini setelah lahir dapat mempercepat proses ikatan antara orangtua dengan bayinya (body warm/kehangatan tubuh).
b.    Touch (Sentuhan)
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara intensif oleh orangtua dan pengasuh lain sebagai sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jari.
c.    Eye to eye contact (Kontak mata)
Ketika bayi baru lahir mampu mempertahankan kontak mata, orangtua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
d.   Memberikan senyuman dan perhatian
Bayi akan merasa dicintai, diperhatikan, dan mampu menumbuhkan sikap sosial dan mempercayai.
e.    Menganggap anak sebagai individu adan anggota keluarga
Bayi merasa aman dan berani mengadakan eksplorasi.
f.     Voice (Berbicara/bersuara)
Saling mendengar dan merespon suara antara orangtua dan bayinya sangat penting karena orang tua kadang kala menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
2.    Faktor penghambat
1)   Menjauh, tidak peduli, menghindar, menolak, untuk menyentuh anak.
2)   Tidak menempatkan bayi sebagai anggota keluarganya.
3)   Menganggap anak sebagi sesuatu yang tidak disukai.
4)   Tidak menggenggam jarinya.
5)   Terburu-buru dalam menyusui.
6)   Ibu dengan resiko (ibu sakit).
7)   Bayi dengan resiko (bayi premature, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar