BOUNDING
ATTACHMENT
A.
Pengertian
Bounding Attachment
Menurut
Saxton dan Pelikan (1996), Bounding adalah langkah untuk mengungkapkan perasaan
afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepda bayinya segera setelah lahir; Attachment
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Menurut
Perry (2002), Bounding : proses pembentukan attachment atau membangun ikatan,
Attachment : suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan
kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orangtua dan bayi.
Menurut
Kannel dan Klaus (1983), Bounding attachment adalah interaksi orangtua dan bayi
secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam
pertama segera setelah bayi lahir.
Secara
harafiah, Bounding : ikatan, sedangkan
Attachment : sentuhan
Bunding
Attachment adalah suatu proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus
menerus antara bayi dan orangtua yang bersifat saling mencintai, memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
B.
Tahap-Tahap
Bounding Attachment
1. Perkenalan
Dengan melakukan kontak
mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding
(keterikatan)
3. Attachment,
perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
C.
Komponen
yang Berpengaruh dalam Bounding Attachment
1. Keterampilan
kognitif - motorik yaitu dengan menyusu, menggendong, mengganti popok, dsb.
2. Keterampilan
kognitif - afektif yaitu perilaku-perilaku kelembutan, perhatian, dan kasih
saying.
D.
Periode
Keterikatan Antara Ibu-Bayi
Ada 3 bagian dasar
periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi berkembang, yaitu :
1. Periode
prenatal
Merupakan
periode selama masa kehamilan, dalam masa prenatal ini wanita menerima fakta
kehamilan dan mendefenisikan dirinya sebgai seorang ibu, mengecek kehamilannya,
mendefenisikan bayinya sebgai individu yang tak terpisahkan dari dirinya,
bermimpi dan berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk bayinya.
Para
peneliti telah memperhatikan bahwa melodi yang menegangkan dengan ritme yang
tetap, seperti musik klasik dapat menenangkan bayi serta musik rock bayi dapat
menendang dan menjadi gelisah. Ini dapat membuktikan bahwa ibu sudah dapat
berkomunikasi dengan bayinya sejak dalam kandungannya, jadi proses pembentukan
ikatan batin yang begitu penting dapat dimulai sejak kehamilan.
2. Periode
antenatal dan sesaat sesudahnya
a. Keterikatan
pada waktu kelahiran sudah dapat dimulai dari ibu menyentuh kepala bayi saat
diintroitus vagina.
b. Pada
saat setelah kelahiran bayi diletakkan di perut ibu.
c. Penyentuhan
ibu pada saat ibu hendak memeluk bayinya.
d. Kontak
mata dan kemudian ibu berbicara dengan bayinya.
e. Keterikatan
ini menyebabkan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya, hal
ini difasilitasi karena bayi dalam fase waspada selama satu jam setelah lahir.
3. Periode
postnatal dan pengasuhan awal
Ibu menjalin rasa
nyaman dan aman bagi bayinya, diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini
mungkin misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah bayi
lahir.
1. Faktor
Pendukung
a. Body
Warm (Kontak dini)
Dengan kontak dini
setelah lahir dapat mempercepat proses ikatan antara orangtua dengan bayinya
(body warm/kehangatan tubuh).
b. Touch
(Sentuhan)
Sentuhan atau indera
peraba, dipakai secara intensif oleh orangtua dan pengasuh lain sebagai sarana
untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jari.
c. Eye
to eye contact (Kontak mata)
Ketika bayi baru lahir
mampu mempertahankan kontak mata, orangtua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang.
d. Memberikan
senyuman dan perhatian
Bayi akan merasa
dicintai, diperhatikan, dan mampu menumbuhkan sikap sosial dan mempercayai.
e. Menganggap
anak sebagai individu adan anggota keluarga
Bayi merasa aman dan
berani mengadakan eksplorasi.
f. Voice
(Berbicara/bersuara)
Saling mendengar dan
merespon suara antara orangtua dan bayinya sangat penting karena orang tua
kadang kala menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
2. Faktor
penghambat
1) Menjauh,
tidak peduli, menghindar, menolak, untuk menyentuh anak.
2) Tidak
menempatkan bayi sebagai anggota keluarganya.
3) Menganggap
anak sebagi sesuatu yang tidak disukai.
4) Tidak
menggenggam jarinya.
5) Terburu-buru
dalam menyusui.
6) Ibu
dengan resiko (ibu sakit).
7) Bayi
dengan resiko (bayi premature, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar